Jumat, 19 September 2008

Kampus ISI Disegel, Mahasiswa Dipolisikan

DENPASAR - Puncak kemarahan mahasiswa dan dosen ISI pecah kemarin. Bahkan untuk mendesak agar Pejabat Rektor Prof. Wayan Rai mundur, mahasiswa akhirnya menyegel kampus mereka. ISI Denpasar kini lumpuh total.

Kejadian ini diawali pukul 09.00. Di jalan menuju kampus ISI sudah ada spanduk hitam dengan tulisan "Revolusi ISI". Setelah itu aksi demo dilakukan sekitar 2000 mahasiswa yang tergabung dengan dosen, guru besar Prof Dibia dan Prof Sedana. Aksi mereka diawali dengan gambelan baleganjur. Mahasiswa juga memasang rumbai-rumbai merah dan hitam di kampus. Kemudian semua pendemo mengikatkan kain hitam di lengannya. "Ini sebuah simbol, jika kami dalam kondisi berkabung. Lantaran kampus kami dicokoli orang yang tak tahu malu (Wayan Rai)," pekik salah satu pendemo.

Setelah itu mahasiswa mulai memanas, sempat mengusir polisi keluar kampus dan mengeluarkan buruh bangunan yang sedang bekerja di gedung rektorat. Setelah itu pintu gedung rektorat disegel dengan kayu yang kemudian dipaku secara menyilang. Juga disapang patung manusia berkepala tikus yang memakan uang kertas Rp 10 ribuan. Kayu segel itu kemudian ditulisi: Wayan Rai mundur segel dibuka.

Tak puas sampai disana. Aksi mahasiswa berlanjut dengan menyegel semua pintu ruangan belajar dan gedung yang lain. Tak sampai disana, seluruh mobil dinas ISI juga digembosi. Dan pintu gerbang ISI ditutup dengan mobil pick up. Dalam suasana panas, akhirnya salah satu guru besar, Prof Sedana membacakan sikap dengan pengeras suara. "Atas nama segenap eksponen ISI Denpasar yang mendukung Pilrek 5 Maret 2008 dan menolak Pilrek 26 Agustus 2008, dengan tegas menyatakan mosi tidak percaya kepada Pejabat Rektor Wayan Rai," tegasnya disambut tepuk tangan mahasiswa.

Tak sampai disana, Prof Sedana juga mebacakan sikap tertulisnya terkait borok Wayan Rai di ISI Denpasar. Seperti melakukan kebohongan publik, tidak memiliki renstra yang layak, manajeman ISI yang tidak terbuka dan tidak memiliki nalar, etika dan moral yang mengedepankan kebenaran dan keadilan. "Kami dengan tegas mendesak Pejabat Rektor Rai agar mengundurkan diri dalam tempo yang sesingkat-singkatnya," tandasnya.

Sampai kapan kampus disegel? Prof. Sedana menegaskan aksi mogok ini akan dilakukan sampai Wayan Rai S mau mundur. "Sampai Rai mundur. Jika dia punya moral dan etika, malu dia berkampus di ISI. Gara-gara dia kampus kebanggaan Bali ini jadi pusat masalah dan memprihatinkan," imbuhnya.

Pantaun koran ini, sampai pukul 15.00 mahasiswa masih menduduki ruang rektorat. Mereka bernyanyi-nyanyi, sebagian lagi berteriak-teriak. Aksi mereka dinilai kebablasan dan anarkis. Para mahasiswa pun akhirnya dilaporkan ke Poltabes Denpasar oleh pihak Prof Rai.(art)

di atas adalah cuplikan artikel dari sebuah koran lokal. judul beritanya cukup mencengangkan, kenapa? karena judul berita ini benar-benar mampu mebuat orang penasaran dengan isi berita. ada hal yang sedikit tidak mengenakan dari berita ini.
pertama, dari segi judul. walaupun judul ini membuat orang penasaran akan isi berita, judul ini membawa konotasi negatif yang terkesan mencoreng nama mahsiswa. beritanya pun tidak sepenuhnya fakta. beberapa merupakan "buatan" dari si penulis.

pada aksi kemarin, mahasiswa memang menyegel kampus, tapi apa alasannya?
wartawan ini sama sekali tak menyebut alasan kenapa kampus disegel. padahal hal inilah yang penting untuk menilai sebuah tindakan.
kedua, banyak kejadian yang dubuat-buat. pada aksi kemnarin, tidak ada satu pun mahasiswa yang menggembosi ban mobil pejabat ISI. oknum polisi yang datang pun bukan di usir, tapi diminta dengan hormat dan secara baik-baik untuk meninggalkan areal kampus. kampus adalah daerah otonom, jadi polisi tidak berhak ada di kampus tanpa adanya laporan dari pihak kampus. dan polisi itu pun pergi dengan baik-baik, hanya meminta agar tidak terjadi tindak kekerasan. dan itu memang tidak terjadi.

mAhasiswa dinilai kebablasan dalam melakukan aksi? siapa yang menilai? apakah orang yang menilai tahu duduk permasalahannya apa???

aksi kemarin adalah aksi dari dosen yang sudah sangat lelah dengan permasalahan ini. aksi ini didukung oleh para mahasiswa yang jauh lebih lelah dari para dosen itu karena menjadi pihak yang paling dirugikan. beberapa kali mencari jalan keluar dengan mengundang pihak yang bersangkutan untuk berdialog, bahkan sampai dimediasi oleh DPRD Bali. namun masalah tak kunjung jelas penyelesaiannya. bahkan undangan menteri ke jakarta pun tak menyelesaikan apa pun karena bapak menteri sendiri tak pernah hadir di pertemuan itu.
beberapa kali diadakan aksi demo dengan apresiasi seni. tak pernah ada tanggapan dari pihak terkait. seolah-olah aksi seni itu tak lagi dianggap sebagai ajang aspirasi. pejabat tertinggi ISI seolah tuli dengan semua hingar bingar baleganjur, dan buta dengan semua foto, lukisan dan karikatur yang terpajang.
mahasiswa jenuh dengan kemelut ini.

ada pertanyaan, apakah KBM tak terganggu kalau rektorat dan ruang kelas disegel?
tentu saja. tapi adakah yang bertanya, apakah selama kemelut ini KBM berjalan dengan lancar? tidak samasekali. dari awal pemilihan rektor yang kisruh, KBM sudah tak berjalan dengan baik. aksi kemarin adalah pembuktian, kampus ISI belum kondusif seperti pernyataan Prof. Rai di beberapa media.

Tidak ada komentar: